Pengelolaan Penelitian
Dalam Bidang Teknologi Pendidikan
A. Pendahuluan
Teknologi pembelajaran (instructional technology)
merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan
obyek formal ”belajar”pada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam
suatu organisasi. Belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan
(lembaga pendidikan) ataupun pelatihan, melainkan juga pada organisasi misalnya
keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya
dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan
oleh organisasi secara keseluruhan. Belajar itu ada di mana saja, kapan saja
dan pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang
sesuai dengan kondisi dan keperluan atau kebutuhan (Miarso, 2004:193-194). Oleh
karena itu teknologi pembelajaran berupaya untuk memacu (merangsang) dan memicu
(menumbuhkan) belajar. Maksudnya menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan
bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai
tujuan tersebut.
Bidang kajian belajar dan pembelajaran ini pada
awalnya digarap dengan mensintesiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai
disiplin ilmu lain ke dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan pendekatan
isomeristik, yaitu menggabungkan berbagai pemikiran atau disiplin keilmuan yang
berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna (Miarso, 2004: 62, 199).
Menurut Donald P. Ely (1983) teknologi pembelajaran meramu sejumlah disiplin
dasar dan bidang terapannya menjadi suatu prinsip, prosedur, dan keterampilan.
Disiplin ilmu yang memberi kontribusi terhadap teknologi pembelajaran adalah:
1) basic contributing discipline, yaitu: komunikasi, psikologi, evaluasi dan
manajemen; 2) related contributing fields, yaitu: psikologi persepsi, psikologi
kognisi, psikologi sosial, media, sistem, dan penilaian kebutuhan (Miarso,
2004: 200). Selain itu juga memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang
psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem (Miarso,
2004: 557).
Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori
tertentu. Demikian pula teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar
prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai teori, diantaranya adalah teori
belajar dan pembelajaran, teori dan teknologi komunikasi, teori dan teknologi
informasi, dan teori ekonomi, dll. Menurut A.A.Lumsdaine (1964) teknologi
pembelajaran merupakan aplikasi dari ilmu dan sains dasar, yaitu: 1) ilmu
fisika, 2) rekayasa mekanik, optik, elektro, dan elektronik, 3) teknologi
informasi dan telekomunikasi, 4) ilmu perilaku, 5) ilmu komunikasi dan 6) ilmu
ekonomi (Miarso (2004:199). Sedangkan menurut Seels & Richey (1994)
beberapa disiplin ilmu lain yang menjadi akar intelektual teknologi
pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering), komunikasi, ilmu
komputer, bisnis, dan pendidikan (Miarso, 2004: 200).
Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajan dalam
upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran mempersyaratkan minimal
tersedianya hal-hal berikut: a) dukungan teknologi atau infrastruktur, b)
penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan content, c)
dukungan kebijakan (policy) dari pemerintah dan top leader, d) kesiapan
masyarakat pengguna atau user. Sementara itu pemecahan masalah belajar secara emperik
dapat dilakukan dengan berbagai cara, strategi, dan prosedur (Purwanto, dkk.,
2005:17-18).
Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam
bidang teknologi pembelajaran dan dari peran kebanyakan para teknologi
pembelajaran.
Banyak teknologi pembelajaran memegang jabatan yang
jelas-jelas memerlukan fungsi pengelolaan. Misalnya, seorang ahli yang bertugas
sebagai ahli media pada sebuah sekolah/Perguruan Tinggi. Orang ini bertanggung
jawab atas keseluruhan program pusat media tersebut. Program-program yang
dilakukan oleh mereka itu dapat sangat berbeda, akan tetapi keterampilan dasar
yang diperlukan untuk mengelola program tersebut tetap sama. Keterampilan yang
dimaksud meliputi pengorganisasian program, supervisi personil, perencanaan,
pengadministrasian dana dan fasilitas, serta pelaksanaan perubahan.
Kawasan pengelolaan semula berasal dari administrasi
pusat media, program media dan pelayanan media. Pengelolaan meliputi
pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian dan supervisi.
Secara singkat, ada empat kategori dalam kawasan
pengelolaan: pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem
penyampaian dan pengelolaan informasi.
B. Peran (Fungsi) Kawasan
Mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan.
Tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi.
(Bloom, 1956 : 10-11)
Pesatnya perubahan dan penyesuaian teknologi menuntut
terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan
dapat ditransfer” ini landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap
teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi
dan para praktisi dapat memecahkan permasalahan penelitian, dan para
praktisi bersama dengan para teoritisi dapat mengidentifikasi kelemahan teori
dalam menunjang dan meramalkan aplikasi Teknologi Pembelajaran.
C. Hubungan Antar Kawasan
- Hubungan
antar kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain bagaimana
kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup
peneltian dan teori dalam setiap kawasan.
- Hubungan
antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang bekerja
dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti
teori desain system pembelajaran dan desain pesan.
- Hubungan
kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan
kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori
yang digunakan bersama oleh semua kawasan.
Selanjutnya dikhususkan untuk membahas kawasan
Teknologi Pembelajaran yaitu kawasan Pengelolaan.
D. Deskripsi Kawasan
Pengelolaan
- Konsep
pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang teknologi pembelajaran
dan dari peran kebanyakan para teknolog pembelajaran.
- Banyak
teknolog pembelajaran memegang jabatan yang jelas-jelas memerlukan fungsi
pengelolaan. Misalnya, seorang ahli yang bertugas sebagai akhli media pada
sebuah sekolah/Perguruan Tinggi. Orang ini bertanggung jawab atas
keseluruhan program pusat media tersebut. Program-program yang dilakukan
oleh mereka itu dapat sangat berbeda, akan tetapi keterampilan dasar yang
diperlukan untuk mengelola program tersebut tetap sama. Keterampilan yang
dimaksud meliputi pengorganisasian program, supervisi personil, perencanaan,
pengadministrasian dana dan fasilitas, serta pelaksanaan perubahan.
- Kawasan
pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media, program media
dan pelayanan media.
- Pengelolaan
meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi.
- Secara
singkat, ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan : pengelolaan
proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan system penyampaian dan pengelolaan
informasi.
1. Pengelolaan Proyek
Pengelolaan Proyek meliputi: perencanaan, monitoring,
dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelolaan proyek berbeda
dengan pengelolaan tradisional (line and staff management) karena: (a) staf
proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka pendek; (b) pengelola
proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka panjang atas orang karena sifat
tugas mereka yang sementara, dan (c) pengelola proyek memiliki kendali dan
fleksibilitas yang lebis luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis
dan staf. Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis
proyek yang lain. Peran pengelola proyek biasanya berhubungan dengan cara
mengatasi ancaman proyek dan memberi saran perubahan internal.
2. Pengelolaan Sumber
Pengelolaan
sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian system pendukung dan
pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur
pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil, keuangan, bahan
baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran. Efiktifitas biaya dan
justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari
pengelolaan sumber.
3. Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan,
pemantauan, pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran
diorganisasikan. Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara
penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada
pebelajar “(Ellington dan Harris, 1986: 47). Pengelolaan sistem penyampaian
memberikan perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan perangkat
keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator. Pengambilan
keputusan harus berdasarkan pada kesesuain karakteristik teknologi ddngan
tujuan pembelajaran. Keputusan tentang penngelolaan sistem penyampaian ini
sering tergantung pada sistem pengelolaan sumber.
Pengelolaan sistem
penyampaian; meliputi perencanaan, pemantauan pengendalian “cara bagaimana
distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan” Hal tersebut merupakan suatu
gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan
informasi pembelajaran kepada pembelajar. Pengelolaan sistem penyampaian
memberikan perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan perangkat
keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator.
Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi
desainer dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering
bergantung pada sistem pengelolaan sumber.
4. Pengelolaan Informasi
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian
cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informsi dalam
rangkatersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Pengelolaan informasi penting
untuk memberikan akses dan keakraban pemakai. Pentingnya pengelolaan informasi
terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi
desain pembelajaran. Pengelolaan system penyimpanan informasi untuk tujuan
pembelajaran tetap akan merupakan komponen penting dari bidang Teknologi
Pembelajaran.